Ternyata Pamanku Gay
Ternyata Pamanku Gay
– CERITA SEX GAY,,,,,,,
“Adri… nanti kamu kerumah sakit yah. Tolong jaga kakek malam ini…” ucap papaapah. Aku yang sedang libur sekolah pun tak berani menolak “iyah pah…” jawabku singkat,walau sebenarnya malas. Aku pun masuk kamar untuk tidur sebelum berangkat nanti sore.
Langit pun telah senja,aku langsung bersiap siap untuk berangkat kerumah sakit. Dibawah hanya ada mamah aku pun segera pamit. Berhubung cuaca agak sedikit mendung saat itu,aku pun bergegas dengan motor. Kurang dari satu jam aku sudah sampai dirumah sakit. Sebelum aku sempat memasuki ruangan,aku dibuat kaget dengan apa yang aku lihat di dalam! Karena aku terlebih dahulu melihat dari kaca dipintu. Dengan terpaku aku melihatnya. percaya tidak percaya bagiku,paman sedang ciuman dengan seorang laki laki! Aku pun memutuskan menjauh dari pintu,antara ingin pergi atau tetap bertahan. menit menit berlalu didalam pikiran kalut itu,pintu pun tiba tiba terbuka. Aku langsung menunduk tak ingin menampakan wajahku. Hanya celana bahan dan sepatunya yang bisa aku pandangi. Setelah ia sudah hilang dikoridor,aku pun masuk kedalam ruangan. kupaksakan wajahku seperti biasa. paman langsung menyambutku hangat “ah rupanya keponakan paman…” senyum tercetak diwajah ramahnya. “iya paman… soalnya papah gak bisa kesini malam ini. Jadinya aku yang menunggu untuk paman”. “oh… begitu rupanya. Sebetulnya kawan paman datang untuk menemani paman malam ini,tapi gak apalah kalau kamu mau menunggu juga” ucapnya. sebenarnya aku ingin pamit pergi,tapi aku tak berani mengatakannya. Aku pun lanjut menanyakan keadaan paman saat ini dan ia akan pulang kerumah satu atau dua hari lagi katanya.
Paman ini adalah kaka tertua dari papahku. Ia sendiri seorang duda dengan seorang anak,anaknya sekarang sedang bekerja diluar negri karena itu keluarga ku yang merawat paman disini selama paman sakit. Ia adalah seorang guru besar di salah satu universitas. Aku rasa semua orang menyukai paman,sifatnya itu ramah dan menyenangkan. Keluarga besar ku sering memaksa paman untuk mencari seorang istri lagi tapi ia selalu menolak dengan berbagai alasan. Paman Suryo sendiri umurnya sudah 63 sekarang,dengan perut yang gendut dan brewok tebal,suaranya sangatlah nge bass apalagi saat ia tertawa.
Di sela sela pembicaraan ku dengan paman,orang yang tadi,telah kembali ke kamar,membuat ku tegang seketika. “ah siapa ini…” tanyanya lembut. Aku hanya menunduk,tak ingin mengingat kejadian yang barusan ku lihat. paman langsung menjawab pertanyaan nya “ini loh… putranya Guanandar,anak bontotnya”. “kamu putranya Gugun? Pantes kamu ganteng,mirip papahnya” ia tertawa ringan. Dalam hati “Ia kenal ayahku? Bagaimana bisa!” membuat ku semakin bingung. Aku pun memilih duduk di sofa,pamanku dirawat dikamar yang untuk seorang jadi agak sedikit bebas memang. Aku memperhatikan orang itu,ia sibuk mengurusi keperluan paman,seperti minumnya,makannya,sampai posisi bantal dan mereka sangat akrab. “apa paman gay?” pertanyaan itu berkecamuk tapi selalu aku tepis. Setiap aku mengalihkan pikiranku,bayangan tentang paman ciuman dengan orang itu selalu mampir,membuat ku semakin tak nyaman. Walau aku terlihat cuek dari mereka,sebenarnya aku menguping pembicaraan mereka. Sampai saat “Van… aku ingin kekamar mandi…” paman mencoba bangkit. Orang yang bernama ivan itu langsung menolong paman bangun. aku pun turut mencoba menolong. “gak usah dri… kamu tiduran aja,biar om ivan aja…” katanya. mereka pun langsung masuk kamar mandi. aku yang tengah disofa menjadi tak tenang,pikiran kotor langsung hinggap. Hanya suara keran air mengucur yang bisa aku dengar. Aku sudah terlanjur penasaran,kupaksakan mengintip mereka. Pelan pelan aku melangkah mendekati kamar mandi. pintu kamar mandi tak terlalu rapat di tutup,memudahkan aku mengintip. “kalaupun paman marah,aku akan terima!” dalam hati. Kutempel kedua bola mata ini dekat dekat dan… mereka kembali berciuman! Apa yang telah aku pikirkan semuanya benar. Mereka berciuman sangat intim dengan paman duduk di kloset dengan berpegangan di besi. Kedua tangannya tak berhenti menggerayangi tubuh om ivan. Om ivan sendiri sepertinya seumuran dengan paman,tubuhhnya sama gemuknya dengan paman bedanya rambut om ivan semuanya sudah putih bahkan kumis tebalnya pun putih juga. Aku yang lagi enak ngintip tanpa sengaja kehilangan keseimbangan dan jatuhlah aku! pintu terbuka lebar seketika dengan aku sudah berada lantai. “adri!”bentak paman. Saat itu juga aku benar benar takut,ingin rasanya lari. Om ivan langsung membantu aku berdiri “kamu gak papa?”. “kamu ngintipin paman! Kamu ini….” om ivan langsung menyela omongan paman “jangan marah Sur… biar aku yang ngomong ke adri”. (CERITABAPAKBAPAK.WORDPRESS.COM) Om ivan membawa ku ke sofa dan mulai berbicara “mungkin kamu kaget dengan apa yang kamu lihat tadi… tapi gak usah khawatir, aku dan pamanmu itu adalah kekasih.” seperti tersambar petir mendengar ucapannya. Ia menggenggam tanganku yang langsung aku tolak. Paman keluar dari kamar mandi dan langsung kekasur dan memunggungiku. “kalau kamu ingin pulang,pulang saja!” Suasana bertambah dingin dengan ucapan paman. Om ivan terlihat pasrah dengan sikap paman. Aku merasa bersalah karena mengintip,aku ingin semuanya baik baik saja seperti semula,aku tak ingin paman marah. Aku bangkit dari duduk,kua ambil langkah. Aku menuju ke arah paman. “paman…” suara ku lirih. Om ivan menyusulku dan berdiri dibelakang. Paman tetap tak ingin membalikan tubuhnya. Itu semakin membuat ku takut tapi aku tetap mencoba meminta maaf. “paman… “ ku pegang pundaknya. “aku minta maaf…” kataku. aku hanya mendengar paman segukan. Sesaat ia membalikan tubuhnya,ia sedang menangis. Wajahnya sudah basah oleh air mata dan ia langsung memelukku. “paman yang seharusnya minta maaf… “ ia menangis sejadi jadinya. Om ivan mengusap punggungnya. “tak seharusnya kamu tau tentang ini semua…” ucap paman. Ku tatap wajahnya dan mencoba menjelaskan “paman,sebetulnya sebelum adri masuk kesini,adri sudah melihat paman dengan om ivan berciuman. Sejujurnya adri bingung harus apa. Tapi adri sebagai keponakan paman,ini tugas adri untuk menjaga paman dirumah sakit. Karena rasa penasaran adri,jadinya tadi adri ngintip”. Om ivan telah berdiri disamping paman sekarang. Paman kembali berbicara sambil mengusap pipiku “sayang…. sebenarnya paman ini gay. Juga,paman dan om ivan sudah berhubungan hampir 15 tahun hidup bersama. Paman sudah memberitahukan papahmu perihal paman yang seperti ini. Paman hanya percaya kepada ayah kamu dan ibu kamu. Orangtua mu bisa menerima paman apa adanya sampai saat ini” paman menangis tersedu sedu dengan om ivan menggenggam tangannya erat. Walau bingung untuk mencerna semuanya tetapi aku tetap mencoba santay mendengarnya. “maaf tadi paman kasar bilang kekamu untuk pergi. Paman gak marah,gak sama sekali. Paman hanya malu kalau kamu gak bisa menerima paman yang seperti ini. Karena….” ia berhenti dan menundukan kepalanya. Aku pun menguatkan paman,ku genggam tangannya juga. Dengan suara berbisik paman lanjut bicara “karena anak paman meninggalkan paman karena keadaan paman…” air matanya menetes turun melewati dagu. Kata katanya soal anaknya itu akhirnya menjawab mengapa paman hidup seorang diri disini. Akupun turut meneteskan air mata tentang itu. aku memilih duduk di kasur “adri sih gak jadi masalah paman. Hanya kaget aja melihat ini semua untuk pertama kali… paman tetap baik ke aku,paman tetap sayang ke aku dari aku kecil sampe sekarang. Paman selalu ngebela aku didepan papah kalau aku ada masalah di sekolah hehehe” aku mencoba meredakan suasana. Om ivan tersenyum melihatku. “paman jangan sedih lagi yah… adri pasti jadi kepenokan paman yang baik kok dan paman tetep jadi paman yang paaaalllliiinnnggg baik untuk adri,iyah?” ku berikan jari kelingkingku untuk paman “janji?” lanjutku. Paman mengangkat wajahnya,dengan air mata yang masih menetes ia mencoba memeberikan senyum ramah itu. “kamu ini memang anak bandel… iya paman janji” ia membalas kelingkingku dan kami bertiga berpelukan.
Ini semua bukan karena siapa paman,bagaimana paman… aku menyayangi paman apa adanya. Aku pun masih kaget dengan sesama lelaki saling berciuman,tetapi kasih sayang yang mereka tunjukan itu lebih dari sekedar keanehan. Mereka saling menyayangi dan menjaga satu sama lain,sama seperti papah dan mamah.
Aku selalu berharap untuk paman dan om ivan selalu baik baik dalam hubungan mereka.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,